Cari Blog Ini

Sabtu, 15 Oktober 2011

ASKEP PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH


ASKEP PASIEN DENGAN
HARGA DIRI RENDAH


A.    PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adatif dengan konsep diri maladaptif.
                                                                              ( Depkes RI, 1994 )
haraga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang dapat iekspresikan secara langsung atau tidak langsung.
                                                                              ( Towsend, 1998 )
Menurut Lynda Juall Carpenito, Harga diri rendah adalah perasaan dalam mengevaluasi diri sendiri secara negatif tentang kemampuan dirinya yang merupakan transisi konsep diri adaptif dan maladaptif, yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.

RENTANG RESPON
Respon adaptif                                                                  Respon maladaptif

 

Aktualisasi            Konsep diri     Harga diri       Kekacauan      depersonalisasi
diri                        positif            rendah             identitas      
                                                                        ( Stuart dan Sundeen, 1998 )
                       

B.     ETIOLOGI

1.      Faktor predisposisi
a             Koping keluarga tidak efektif
Ex        : penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistik
b            Koping individu tidak efektif / ketidak berdayaan
Ex        : kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan kepada orang lain, ideal diri tidak realistik.
2.      Faktor presipitasi
Faktor presipitasi mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal.
a         Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian mengancam kehidupan.
b        Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami, sebagai frustasi, ada jenis – jenis transisi peran :
a)          Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berhubungan dengan perubahan.
b)         Transisi peran situasi terjadi, dengan  bertambahnya atau berkurangnya anggota keluaraga melalui kelahiran atau kematian.
c)          Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergesaran dari keadaan sehat, keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :
·          Kehilangan bagian tubuh
·          Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh.
·          Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang normal.
·          Prosedur medis keperawatan.



C.    MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala pada pasien Harga Diri Rendah adalah :
1.      Mengkritik diri sendiri atau orang lain.
2.      Produktivitas menurun.
3.      Perasaan tidak mampu.
4.      Mudah marah.
5.      Sikap negatif terhadap diri sendiri.
6.      Rasa bersalah.
7.      Ketegangan peran.
8.      Pesimis terhadap kehidupan.
9.      Keluhan fisik.
10.  Pandangan hidup yang terpolarisasi.
11.  Menolak kemampuan diri sendiri.
12.  Mengejek diri.
13.  Merusak diri.
14.  Pengurangan diri.
15.  Penyalahgunaan zat.
16.  Menarik diri realitas.
17.  Cemas dan takut.

D.    MASALAH KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
1.      Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah.
2.      Perilaku kekerasan.
3.      Gangguan isolasi sosial : Menarik Diri.
4.      Koping individu tidak efektif : ketidak berdayaan.
5.      Koping keluarga tidak efektif.
6.      Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain.

E.     POHON MASALAH



 


















F.     PENGKAJIAN
DS :
1.      Pasien mengatakan dirinya tidak mampu.
2.      Klien merasa bersalah.
3.      Klien sering mengeluh keadaan fisiknya.
DO :
1.      Klien terlihat menarik diri
2.      Produktivitas menurun
3.      Cemas, takut,
4.      Merusak diri
5.      Menyalahgunakan zat.

G.    DIAGNOSA

Diagnosa yang mungkin muncul yaitu :
1.      Isolasi sosial : Menarik Diri berhubungan dengan Harga Diri Rendah
2.      Perilaku kekerasan berhubungan dengan Harga Diri Rendah.
3.      Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif.
4.      Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif / ketidak berdayaan .
5.      Resiko tinggi mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan perilaku kekerasan.




































RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA

ISOLASI SOSIAL :
MENARIK DIRI BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

TUM  :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

TUK :

1.      Klien dapat membin ahubungan saling percaya

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapetik :
a         Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
b        Perkenalkan diri dengan sopan
c         Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d        Jelaskan tujuan pertemuan
e         Jujur dan menepati janji
f         Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g        Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2.      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki
a         Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b        Setiap bertemu klien hindarkan dan memberi penilaian negatif
c         Utamakan memberi pujian yang realistik

3.      Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
a         Diskusikan dengan klien kemampuan yang bisa digunakan semasa sakit

4.      Klien dapat ( Menetapkan ) merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
a         Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
·           Kegiatan mandiri
·           Kehitan dengan bantuan sebagian
·           Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
b        Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi
c         Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5.      Klien dapat melakuakn kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
a         Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b        Beri pujian atas keberhasilan klien
c         Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

6.      Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
a         Beri pendidikan kesehatn pada keluarga tentang cara merawat klien dengan Harga Diri Rendah
b        Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c         Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA





Ruangan F dirawat tanggal 9 Oktober 2006
I.               Biodata
Inisial    : Sdr. BY                            Pengkajian tanggal, 21 November 2006 
Umur     : 19 tahun                                            No. RM, 02/90/06
Informan           : Kx keluarga dan status pasien
II.            Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien ke Rumah Sakit Jiwa Menur karena di rumah memukul bapaknya dan memecahkan kaca.
Keluhan utama :   klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya melakukan kekerasan.
III.         Faktor Predisposisi
Sebelumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa kemudian dibawa ke RSJ Menur untuk mendapatkan pengobatan, kemudian klien kabur dari Rumah Sakit karena tidak kerasan. Kemudian keluarga membawa kembali klien ke RSJ Menur untuk mendapatkan pengobatan. Klien masuk ke RSJ Menur sudah ke 2 kalinya.
Pada waktu berumur 15 tahun saat sekolah di SMP, klien pernah dipukul teman sekolahnya pada daerah belakang kepala.
Masalah keperawatan : resiko tinggi kekerasan
Diantara anggota keluarga klien baik dari pihak ayah atau ibu tidak ada yang pernah atau pun sedang mengalami gangguan jiwa.
Klien pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu selalu diejek teman-temannya sebagai anak yang miskin dan tidak mampu. Kemudian klien marah dan memukul temannya karena tidak terima diperlakukan seperti itu, setelah memukul temannya tersebut, klien menyesali perbuatannya dan meminta maaf pada teman yang dipukulnya.
Masalah keperawatan : - Distres masa lalu
                                       - Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
IV.         Pemeriksaan Fisik
-      Observasi vital sign   : TD   = 120/80 mmHg
                                                      N     = 86 x/menit
                                                      S      = 36oC
                                                      RR   = 18 x/menit
-      Tinggi badan = 175 cm, berat badan = 55 kg
-      Keluhan fisik : klien mengatakan tidak merasa sakit di seluruh anggota badannya
V.            Psikososial
1.  Genogram


 










Keterangan :
              = Laki-laki
             
              = Perempuan


 

              = Meninggal


 

              = Klien

Keluarga klien mengatakan bahwa klien anak pertama dari 4 bersaudara, tinggal serumah dengan orang tua dan adik-adiknya.
2.  Konsep diri
a.       Gambaran diri   : klien mengatakan diantara anggota tubuh yang paling ia senangi adalah wajahnya karena dirasa tampan
b.      Identitas            : klien mengatakan ia anak pertama dari 4 bersaudara, jenis kelamin laki-laki
c.       Peran                 : klien mengatakan kalau dia membantu keluarga dengan berjualan koran untuk membantu keluarga dan dapat tambahan uang jajan
d.      Ideal diri           : px ingin cepat sembuh dan cepat pulang ke rumah
e.       Harga diri          : klien merasa direndahkan karena biasa diejek oleh teman-temannya
Masalah keperawatan : - Harga diri rendah
                                      - Gangguan konsep diri
3.  Hubungan sosial
a.       Orang yang berarti  : klien mengatakan sangat menyayangi kedua orang tua dan adik-adiknya, terutama adalah ibunya karena ibunya sayang sekali terhadap klien dan sering memberi uang jajan.
Ibu klien mengatakan, klien lebih dekat dengan ibunya dari pada ayahnya, karena ayahnya jarang di rumah dan komunikasi antara keduanya kurang, ayah klien harus bekerja di luar kota dan baru seminggu sekali pulang ke rumah.
b.      Peran serta dalam kegiatan kelompok   : ibu klien mengatakan, sebelum sakit klien aktif sebagai remaja masjid di kampungnya. Di rumah sakit klien dapat bergaul dengan baik dengan sesama klien
Masalah keperawatan : hambatan komunikasi
c.       Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : dalam berkomunikasi dengan orang lain jawaban klien tidak sesuai dengan jawaban yang sebenarnya (ngelantur).
Masalah keperawatan : kerusakan interaksi sosial
4.  Spiritual
Klien mengatakan dia masuk ke RSJ karena pengaruh ilmu hitam, klien belajar ilmu hitam di Nganjuk.
Ibu klien mengatakan, saat masuk di rumah klien termasuk anak yang taat beribadah.
Selama di rumah sakit, klien tidak pernah terlihat beribadah baik di ruangan maupun di mushola.
Masalah keperawatan : distres spiritual

VI.         Status Mental
1.  Penampilan
Klien tidak rapi dan memakai pakaian terbalik, tidak sesuai dengan semestinya
Masalah keperawatan : perubahan penampilan
2.  Pembicaraan
Dalam berbicara, klien cukup lancar tidak ada gangguan seperti gagap, bicara cepat, apatis, membisu, maupun inkoheren. Saat menjawab pertanyaan, klien menjawabnya dengan suara yang keras tetapi ngelantur.
Masalah keperawatan: hambatan komunikasi
3.  Aktivitas motorik
Klien mencoba kabur dari RSJ Menur lewat pintu keluar dengan temannya sesama klien, klien suka mengulang-ulang kegiatan misalnya mondar mandir, mandi berkali-kali.
Masalah keperawatan : perubahan aktivitas motorik
4.  Alam perasaan
Klien merasa sedih karena tinggal sendiri di rumah sakit tanpa ditemani orang tuanya dan adik-adiknya.
Masalah keperawatan : gangguan alam perasaan
5.  Afek
Afek emosi klien tumpul, itu dapat dibuktikan saat klien ditanya dimana keluarganya kenapa tidak menjenguk, klien langsung menangis.
Masalah keperawatan : gangguan afek emosi
6.  Interaksi selama wawancara
Saat wawancara, klien bersikap kooperatif tidak terlihat tanda-tanda seperti sikap bermusuhan, curiga, mudah tersinggung, defensif ataupun kontak mata yang kurang.
7.  Persepsi
Halusinasi yang diderita klien termasuk halusinasi pendengaran. Klien sering mengalami halusinasi pada siang hari dan terkadang datang pada malam hari saat akan tidur, dalam sehari klien dapat mengalami halusinasi 6-7 x/hari. Keluarga mengatakan, saat klien mengalami halusinasi terlihat gelisah, mondar-mandir dan meminta hal-hal yang aneh-aneh dan tidak wajar. Bila tidak dipenuhi biasanya klien memukul atau memecahkan barang-barang di rumah.
Masalah keperawatan : perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
8.  Proses pikir
Dalam proses berpikir klien mengalami kehilangan asosiasi. Saat berbicara klien mengatakan sesuatu yang tidak ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat yang lain dan pembicaraan terkadang tidak sesuai dengan realita (ngelantur).
9.  Isi pikir
Klien ingin sekali masuk ke sekolah Magistra Utama mengambil jurusan Teknik Otomotif. Keluarga klien mengatakan, klien ingin sekali menjadi pembalap dan seorang mekanik motor.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir


10.  Tingkat kesadaran
Klien dapat membedakan waktu antara pagi, siang, sore dan malam, dan klien juga mengerti kalau dia ada di rumah sakit. Klien juga dapat membedakan antara teman dan tenaga medis.
11.  Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka pendek, karena saat ditanya alat munculnya diletakkan di mana, klien menjawab ada di lemari padahal ada di saku celananya dan klien tidak ingat tanggal berapa dia masuk rumah sakit. Klien juga mengalami konfabulasi. Keluarga klien mengatakan klien di rumah masih sekolah SMA dan cita-citanya ingin jadi pembalap akan tetapi klien mengatakan dia adalah seorang pengawal presiden.
Masalah keperawatan : - Gangguan memori
                                        - Gangguan proses pikir
12.  Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak dapat menghitung sederhana, saat ditanya perkalian 5 x 5/2 klien menjawab salah, dan klien juga tidak dapat berkonsentrasi saat diberi pertanyaan.
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir
13.  Kemampuan penilaian
Klien tidak dapat mengambil keputusan secara sederhana, dan masih membutuhkan orang lain dalam mengambil keputusan, misal : saat ditanya apakah lebih baik mandi terlebih dahulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi, klien tidak bisa mengambil keputusan.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
14.  Daya tilik diri
Klien tidak merasa sakit (gila) tetapi mengapa dibawa ke rumah sakit
Masalah keperawatan : perubahan daya tarik diri



VII.      KEBUTUHAN PULANG
1.  Kemampuan klien menyediakan kebutuhan :
Klien dapat memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, keamanan, transportasi, perawatan kesehatan, tempat tinggal.
2.  Kegiatan hidup sehari-hari :
Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri, seperti : mandi, kebersihan, makan, BAB/BAK dan ganti pakaian, dan pasien merasa puas dengan pola makannya dan frekuensi makan 3x/hari, jumlahnya 1 porsi habis, saat makan klien tidak memisahkan diri dengan teman-temannya sesama klien.
Klien tidak mempunyai masalah dengan istirahat tidurnya, merasa segar saat bangun tidur, kx biasanya tidur siang kalau merasa ngantuk, kenyang, capek. Frekuensi tidur malam di RS 13 jam dari jam 18.00 – 07.00 WIB menurut keluarganya, sebelum MRS px biasanya tidur malam jam 22.00 – 06.00 WIB itupun harus dibangunkan orang tua.
3.  Kemampuan klien :
Klien tidak mampu mengatur penggunaan obat, klien tidak tahu kapan saat dia harus minum obat.
Masalah keperawatan : penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
4.  Sistem pendukung klien :
Keluarga klien mengatakan di rumah klien mendapatkan dukungan dari keluarga teman-temannya dan lingkungan sekitar di Rumah Sakit klien mendapat dukungan dari keluarga, teman sesama klien, tim medis, perawat.
5.  Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau hobi :
Klien suka sekali bermain sepak bola saat masih di rumah klien rutin bermain sepak bola bersama teman-temannya.



VIII.   MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adaptif klien dapat berbicara dengan orang lain, mudah bergaul dengan teman-temannya sesama px, di rumah klien suka olah raga. Keluarga kx mengatakan di rumah kx suka memukul orang lain bila sedang marah atau keinginannya tidak dipenuhi.

IX.         MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Keluarga klien mengatakan sejak klien suka marah-marah dan suka memukul, teman-temannya mulai menjauh dan takut untuk bermain. Klien pernah tidak naik kelas saat kelas II SD dan pernah menganggur sekolah selama 1 tahun, klien bercita-cita ingin menjadi pembalap dan mekanik motor. Di rumah klien tinggal dengan kedua orang tuanya dan adik-adiknya. Klien belum dapat memenuhi kebutuhan akan kesehatannya, klien masih membutuhkan bantuan tenaga medis dan perawat di RS.
Masalah keperawatan : perubahan pemeliharaan kesehatan

X.            PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien tidak mengerti mengapa dia dibawa ke Rumah Sakit padahal dia tidak merasa sakit. Keluarga klien mengatakan saat klien marah-marah, dia tidak bisa mengendalikan dirinya dan melampiaskan emosinya kepada orang yang ada di dekatnya dengan cara memukul.
Masalah keperawatan : devisih pengetahuan (faktor presipitasi, koping)

XI.         DATA LAIN-LAIN
Hasil laboratorium
Faal hati                                    Nilai normal
-  Bil direk  : 0,2 mg/dl               (0,1 – 0,25)     
-  Bil total   : 0,6 mg/dl               (0,2 – 1,0)
-  SGOT      : 34 u/l                     (L : £ 40, P : £ 37)
-  SGPT      : 15 u/l                     (L : £ 40, P : £ 37)

XII.      ASPEK MEDIK
Diagnostik medik : schizofrenia herbefredik episode berulang
Terapi medik         : terapi oral    :   CPZ             2 x 100 mg
                                                        Halop          2 x 5 mg
                                                        THD            2 x 2 mg
                                                        TFP             2 x 5 mg
                                                        Diazepam    2 x 1 mg

XIII.   DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
-  Respon pasca trauma
-  Distress masa lalu
-  Resiko tinggi kekerasan
-  Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
-  Harga diri rendah
-  Gangguan memori
-  Perubahan pemeliharaan kesehatan
-  Gangguan konsep diri
-  Distres spiritual
-  Resiko tinggi penganiayaan diri
-  Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
-  Perubahan proses pikir
-  Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif

XIV.   DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1.      Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran berhubungan dengan isolasi sosial menarik diri
2.      Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b/d halusinasi pendengaran

ANALISIS DATA
Nama        : Sdr. BY
No. RM    : 02 – 90 – 06
Ruang       : F

TGL
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
TT
21/11’06
DS : px sering mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk memukul orang dan memecahkan kaca dan kabur
DO  :   pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal
-  px sering mondar mandir
-  px tampak gelisah

DS : kx mengatakan sering diejek oleh temannya di rumah
DO  :   kx tampak gelisah jika ditanyakan tentang teman-temannya
- kx sering menyendiri
Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran









Isolasi sosial : menarik diri
Resiko tinggi melakukan kekerasan










Gangguan persepsi halusinasi pendengaran




RENCANA KEPERAWATAN JIWA
Nama klien          : Tn. B                                                                                                         Nama Mahasiswa        : Ach. Syahril AS
NIRM                 : 02.9006                                                                                                     Institusi                       : Akper
Bangsal / tempat : Ruang F   
No
Tgl
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
RASIONAL
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN


Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b/d halusinasi dengar
TUM :
Kx tidak mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan
TUK I :
Kx dapat membina hubungan saling percaya












TUK II :
Kx dapat mengenal halusinasinya





1.  Ekspresi wajah bersahabat
2.  Menunjukkan rasa sedang
3.  Ada kontak mata
4.  Mau berjabat tangan
5.  Mau menyebutkan nama
6.  Mau menjawab salam
7.  Mau duduk berdampingan denga perawat
8.  Mau mengutarakan masalah yang terjadi


Kx dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi





Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik :
a.   Sapa kx dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.  Perkenalkan diri dengan sapaan
c.   Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai oleh kx
d.  Jelaskan tujuan pertemuan
e.   Tunjukkan rasa empati dan menerima kx apa adanya


1.  Adakan kontak sering dan bertahap
2.  Observasi tingkah laku kx terbaik dengan halusinasinya





BHSP merupakan dasar untuk memperlancar interaksi selanjutnya










Mengurangi waktu kosong bagi kx sehingga

No
Tgl
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
RASIONAL
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN














TUK III :
Kx dapat mengontrol halusinasinya












1.  Kx dapat menyebabkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya
2.  Kx dapat menyebutkan cara baru
3.  Bantu kx mengenal halusinasinya










1.  Identifikasi bersama kx cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih, senang)
2.  Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan kx, jika bermanfaat beri pujian
3.  Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi :
a.       Katakan : saya tidak mau dengar kamu (pada sat halusinasi terjadi)
b.      Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk bercakap-cakap/mengatakan halusinasi yang didengar
dapat mengurangi frekuensi halusinasi. Halusinasi harus dijelaskan terlebih dahulu oleh perawat agar interaksi dengan kx dapat berjalan lancar


Tindakan yang dilakukan kx merupakan upaya untuk mengatasi halusinasi. Dengan halusinasi yang terkontrol oleh kx maka resiko terjadinya tindakan kekerasan tidak terjadi
No
Tgl
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
RASIONAL
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN







TUK 4
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya











TUK 5
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik






-      Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
-      Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi








-      kx dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat
-      kx dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
-      kx dapat memperoleh informasi tentang manfaat dan efek samping obat
c.       Membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul


1.  Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
2.  Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung atau pada saat kunjungan rumah
a.       Gejala halusinasi yang dialami klien
b.      Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi




1.  Diskusikan dengan kx dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat
2.  Anjurkan kx minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
3.  Anjurkan kx bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan





Sebagai upaya pelatihan kx sebelum berada di rumah keluarga yang mampu merawat kx dengan halusinasi paling efektif mendukung kesembuhan kx dengan masalah halusinasi



Meningkatkan pengetahuan dan motivasi kx untuk minum obat secara teratur







POHON MASALAH

(Akibat) ………………..Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

(CP) …………………….Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

(Causa) …………………Isolasi sosial : menarik diri

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : Tn. B                NIRM : 02.9006               RUANGAN : F
TGL
DX KEP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
T.T
23/11’06














24/11’06



TUK I :
-    Memberikan salam terapeutik “selamat pagi mas”
-    Memperkenalkan diri dengan sopan. “nama saya syahril, nama mas siapa ….?”
-    Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
-    Menjelaskan tujuan pertemuan “selama 2 minggu ke depan saya akan merawat mas”
-    Menunjukkan rasa empati dan mau menerima kx apa adanya

TUK II :
-      Mengadakan kontak yang sering dan bertahap dengan kx
-      Mengobservasi tingkah laku kx terkait dengan halusinasinya
-      Membantu kx mengenal halusinasinya
S  : kx mengatakan senang berkenalan dengan perawat
O : - kx mau diajak bicara
        -   kx menatap perawat
        -   kx mau berjabat tangan dengan perawat
A : TUK I tercapai
P  : pertahankan TUK I. Lanjutkan TUK II



S  : kx mengatakan sudah hafal nama perawat
O : - kx mulai kooperatif untuk diajak bicara
      - kx sering bercerita tentang penyakitnya



TGL
DX KEP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
T.T








25/11’06













27/11’06









TUK III :
-      Mengidentifikasi bersama kx cara tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya
-      Mendiskusikan manfaat dan cara yang digunakan kx, jika bermanfaat beri pujian
-      Mendiskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi
-      Menganjurkan kx mengikuti TAK

TUK IV :
-      Menganjurkan kx untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi
-      Mendiskusikan dengan keluarga (pada saat berlangsung / kunjungan rumah)
      - kx menjelaskan mengapa ia masuk RSJ
A : TUK II tercapai
P  : pertahankan TUK II. Lanjutkan TUK III


S  : kx mengatakan akan memberitahu perawat jika terjadi halusinasi
O : - kx mengikuti TAK (senam)
      - kx tampak mengerti
A : TUK III tercapai
P  : pertahankan TUK III. Lanjutkan TUK IV


S  : kx mengatakan akan mengikuti segala perintah perawat
O : - kx tampak mengerti


TGL
DX KEP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
T.T








28/11’06























TUK V :
-      Mendiskusikan dengan kx dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat
-      Menganjurkan kx minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
-      Menganjurkan kx berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
      - keluarga kx kooperatif dan tampak mengerti
A : TUK IV tercapai
P  : TUK IV dipertahankan. Lanjutkan TUK V


S  : keluarga dan kx mengatakan akan bertanya kepada dokter atau perawat tentang obat
O : - kx dan keluarga tampak mengerti
      - kx dan keluarga bertanya tentang nama dan manfaat obat
A : TUK V tercapai
P  : pertahankan TUK V








DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
PRODI KEPERAWATAN SUTOPO SURABAYA
Jl. Parang Kusumo No. 1 Surabaya.
 


Kepada
Yth.
Di tempat

            Dengan Hormat,
            Memohon kehadiran Bapak / Ibu / Sdr / i untuk menghadiri seminar Keperawatan Jiwa pada :
Hari / tanggal : Kamis, 30 November 2006
Waktu            : 10.00 - selesai
Tempat           : Aula RSJ Menur
            Atas kehadiran Bapak / Ibu / Sdr / i kami mengucapkan terima kasih.

Hormat kami
Koordinator



Dian Pudi Purwono
NIM P.27820304088