UMI MAESAROH
A11000585 / A
S1 Keperawatan
PROSES KEPERAWATAN
KELUARGA
A. Proses Perawatan Keluarga
Proses keperawatan
keluarga akan relatif berbeda pada siapa yang menjadi focus perawatan.
Perbedaan focus tersebut tergantung pada keonseptualisasi keluarga dari perawat
tersebut dalam prakteknya. Jika ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau
konteks dari pasien keperawtan yang berorientasi secara individu, seperti pada
tradisional. Dalam prakteknya, kebanyakan perawat bekerja sekaligus dengan keluarga dan
anggota keluarga secara individu.
Ini berarti bahwa perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan pada dua
lingkaran yaitu tingkat individu dan keluarga. Dalam hali ini, pengakjian
diagnosa, perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menjadi lebih luas dan
rumit. Palayanan perawatan keluarga amat khusus dan hanya bekerja pada keluarga
sebagai system. Dan dilain pihak, suatu pemahaman dari setiap anggota keluarga
yang tidak adekuat tidak dapat dicapai tanpa memandang anggota tersebut dalam
konteks kelompok primer-keluarga. Pendekatan kedua tingkatan ini, yang
digunakan untuk mengakji dan melaksanakan keperawatan keluarga digambarkan pada
gambar berikut ini yang menggambarkan langkah-langkah dalam proses keperawatan
keluarga.
B. Pengkajian Keluarga
1.
Analisa Tingkat Interaksi
Untuk dapat
bekerja secara efektif dengan klien, maka dalam melakukan pengkajian dan
memberikan perawatan, perawat keluarga harus berfiikir secara interaksi. Wright
dan Leahey (1984) menerangkan bahw variabel paling penting meningkatkan atau
merintangi perawatan yang berpusat keluarga adalah bagaimana perawat
mengkonseptualisasikan masalah. Pengetahuan tentang teori keluarga dan
penelitian serta suatu kerangka kerja sistematis untuk mengkaji dan bekerja
dengan keluarga, benar-benar membantu perawat dalam membuat transisi dari
persfektif familistis.
·
Penkajian terhadap keluarga
Mengidentifikasikan
dan data sosiologi, lingkungan, struktur dan fungsi
·
Pengakajian anggota keluarga
Secara individu : Mental, fisik,
emosional, sosial dan spiritual Identifikasi masalah-masalah keluarga dan
individu (diagnosa).
·
Rencana Perawatan
Penyusunan tujuan
Mengidentifikasikan sumbersumber, Mendefinisikan pendekatan alternatif Memilih
intervesi perawatan Penyusunan prioritas
·
Intervensi
Implementasi
rencana pengarahan Sumber-sumber Evaluasi Perawatan.
2.
Proses Pengkajian
Proses pengkajian
keperawatan diwarnai dengan pengumpulan informasi secara terus menerus terhadap
arti yang melekat pada informasi yang sedang dikumpulkan tersebut. Dengan kata
lain, data dikumpulkan secara sistematis, diklasifikasikan dan dianalisa
artinya. Pengumpulan data merupakan syarat utama untuk mengidentifikasi
masalah. Pengumpulan data tentang keluarga didapat dari berbagai sumber, yaitu :
·
Wawancara dengan klien dalam hubungannya dengan
kejadian-kejadian pada waktu lalu dan sekarang.
·
Temuan-temuan yang objektif, missal : observasi
terhadap rumah dan fasiliats-fasilitas yang ada didalamnya .
·
Informasi-informasi yang tertulis maupun lisan dan
rujukan, berbagi lembaga yang menangani keluarga dan anggota tim lainnya.
Salah satu peran
penting dari perawat keluarga adalah menjadi partisipan pengamat dalam
keluarga. Sementara perawat bekerja secara aktif dengan keluarga, ia juga harus
memiliki kemampuan melangkah mundur dan secara mengobservasi kondisi dan
situasi dirumah. Keperawatan keluarga biasa terdiri dari beberapa babak interaksi dengan
sebuah keluarga. Keefektifan dari para perawat dalam membantu keluarga
mengidentifikasikan kebutuhan keluarga tersebut dan memenuhi kebutuhannya tidak
hanya tergantung pada keahlian perawat profesional, tetapi juga bagaimana
perawat tersebut peka dan keluarga yang bagaimana mengalaminya. Sebuah keluarga
yang membutuhkan bantuan seringkali lebih cepat terbuka apabila ada seorang
dimana mereka biasa mengungkapkan masalah mereka secara bebas.
C. Diagnosa
Keperawatan Keluarga
Pengkajian
terhadap keluarga mencapai puncaknya dengan pengidentifikasian masalah-masalah
keluarga. Banyak sekali masalah-masalah keluarga yang berbeda dalam lingkup
praktek dari perawat, yang dinamakan diagnosa keperawatan keluarga. Masalah-masalah
keluarga perlu diidentifikasikan dan didiskusikan dengan keluarga, untuk
memeriksa kepentingan bahwa masalah atau kebutuhan tersebut dilihat secara
timbal balik. Diagnosa-diagnosa keluarga merupakan perpanjangan dari diagnosa-diagnosa
keperawatan terhadap system keluarga dan merupakan hasil dari pengkajian
terhadap perawatan. Diagnosa keperawatan keluarga didalamnya termasuk
masalah-masalah kesehatan yang actual dan potensial. Pada tingkat keluarga,
diagnosa keperawatan dapat diturunkan dari pemakaian salah satu teori tentang
keluarga atau keperawatan atau dari diagnosa North American Diagnosis
Association (NANDA). Ataupun klasifikasi NANDA adalah :
·
Diagnosa-diagnosa tersebut tidak bersifat teoritis,
yang mana bisa jadi merupakan kakuatan dan kelemahan, tergantung pada sudut
pandang seseorang.
·
Sebagian besar keperawatan yang berorientasi pada
keluarga bersifat sangat luas dan tidak cukup untuk mengarahkan intervensi.
·
Diagnosa-diagnosa tersebut lebih berorientasi pada
penyakit.
·
Daftar yang ada sekarang tidak lengkap dan tidak
mencakup sebagian besar masalah/diagnosa yang potensial dan actual dari
keperawatan keluarga yang dilihat praktis.
D. Perencanaan
1.
Penyusunan Tujuan
Perencanaan
meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada klien. Penyusunan bersama
tujuan tersebut terdiri atas kemungkinan sumber – sumber , menggambarkan
pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan – tujuan , menyeleksi intervensi
keperawatan yang spesipik , memobilisasi sumber – sumber dan
mengoperasionalisasikan perencanaan. Penyusunan tujuan bersama dengan keluarga
menjadi penentu perencanaan yang efektif. Salah satu tujuan utama keperawatan
keluarga adalah bahwa klien mempunyai tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup
mereka sendiri. Pemutusan tujuan bersama anggota keluarga secara konsisten
telah unggul dari pada penyusunan tujuan unilateral karena alasan :
·
Peoses penyusunan tujuan bersama memiliki efek positip
terhadap interaksi keluarga
·
Orang nampaknya lebih menentang bila diberi tahu apa
yang harus dilakukan
·
Orang yang membuat keputusan cenderung merasa
bertanggung jawab terhadap mereka.
Penyusunan tujuan
semakin dikenali dengan suatu komponen yang amat penting dalam perencanaan. Ada
beberapa tingkatan tujuan yaitu , tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat
diukur , langsung dan spesifik. Ditengah kontinum adalah tujuan tingkat
menengah dan tujuan jangka panjang adalah tujuan akhir yang menyatakan maksud
secara luas yang diharapkan oleh perawat dan keluarga agar dapat dicapai.
2.
Membuat pendekatan
alternatif dan mengidentifikasi sumber – sumber
Sebagaimana
digambarkan bahwa sumber–sumber yang dapat dipakai untuk menangani kebutuhan–kabutuhan
perlu diidentifikasi. Sumber – sumber itu meliputi kekuatan–kekuatan yang
paling dalam , termasuk sumber – sumber perawatan diri dari mereka , system
pendukung dari mereka dan sumber – sumber bantuan fisik serta komunitas. Tindakan atau
pendekatan yang spesifik yang dimudahkan oleh perawat , dipilih dari alternatif
dan sumber yang ada.
3.
Penyusunan prioritas
Penyusunan
prioritas intervensi dalam suatu perencanan yang bertahap dan terkoordinasi
akan membawa intervensi tersebut kepada pengimplementasiannya. Pengurutan
prioritas yang dibuat oleh keluarga merupakan paling penting dalam penyusunan
prioritas secara bersama. Sejumlah perawat menetapkan intervensi - intervensi
terencana dengan urutan prioritas rendah , menengah dan utama , dengan yang
termasuk prioritas utama perlu dilaksanakan segera.
E. Intervensi
Keperawatan Keluarga
Tahap intervensi
diawali dengan penyelesaian perencanaan perawatan. Implementasi dapat dilakukan
oleh banyak orang : klien , perawat dan anggota tim perawat kesehatan lain. Kriteria untuk
membuat keputusan termasuk keinginan dan motivasi keluarga dalam menerima
bantuan dan mencoba memecahkan masalah masalahnya , dan tingkat fungsinya ,
keluarga serta sumber – sumber yang tersedia. Wright dan Leahey
menyarankan bahwa normalnya keluarga memerlukan bantuan dalam situasi sebagai
berikut :
·
Sebuah keluarga menjadi penyebab suatu masalah dimana
hubungan anatara para anggota keluarga terganggu.
·
Seorang anggota keluarga menjadi penyebab suatu
penyakit yang mempunyai pengaruh buruk terhadap anggota yang lain.
·
Anggota keluarga memperbesar gejala atau masalah
seorang individu.
·
Kemajuan kesehatan seorang anggota keluarga
menimbulkan gejala atau kemerosotan pada seorang anggota keluarga yang lain.
Disamping itu
Wright dan Leahey membagi tingkatan intervensi menjadi dua tingkatan yaitu
intervenesi permulaan atau tingkat dasar yang bersifat suportif dan mendidik,
dan intervensi yang telah maju meliputi sejumlah intervensi terapi keluarga
yang bersifat psikososial dan tidak langsung.
Wright dan Leahey
juga mengklasifikasikan intervensi keluarga dalam tingkatan fungsi keluarga
yaitu kognitif, afektif dan perilaku.
F. Evaluasi
Evaluasi
didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-intervesi yang dilakukan oleh
keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat
respon keluarga dan hasi, bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan. Meskipun evaluasi
dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan, seringkali membuat
frustasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat criteria objektif
untuk hasil yang dikehendaki. Rencana perawatan mengandung kerangka kerja
evaluasi. Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali
seorang perawat memperbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum
perencanaanperencanaan dikembangkan, perawat bersama keluarga perlu melihat
tindakantindakan perawatan tertenu apakah tindakan tersebut benar-benar
membantu. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang perlu direnungkan ketika
melakukan evaluasi :
·
Apakah ada consensus antara keluarga dan anggota tim
perawatan kesehatan lain dalam hal evaluasi?
·
Data tambahan apa yang perlu dikumpulkan untuk
mengevaluasi perkembangan?
·
Apakah terdapat hasil tersembunyi yang perlu di
kembangkan?
·
Jika perilaku dan persepsi keluarga menyatakan bahwa
masalah dimaksud diselesaikan secara tidak memuaskan, maka apa alasannya?
·
Apakah diagnosa keperawatan, tujuan dan
pendekatan-pendekatan bersifat akurat?
G. Kesimpulan
Perawatan keluarga
yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu
pendekatan yang logis dan sistematis. Dimana dalam proses keperawatan keluarga
akan relatif berbeda pada focus perawatannya. Perbedaan focus perawatan
tergantung pada konseptualisasi keluarga. Dalam prakteknya, proses keperawatan keluarga
menggunakan dua tingkatan yaitu tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan
melaksanakan keperawatan keluarga dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses
keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian (pengkajian terhadap keluarga dan
pengkajian dan anggota keluarga secara individu), identifikasi masalah keluarga
dan individu (diagnosa keperawatan ), rencana perawatan, intervensi dan
evaluasi perawatan.
Sumber :
Catatan Kuliah Konsep Dasar Keperawatan Stikes Muhammadiyah
Banjarmasin Tahun 2009
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/08/proses-keperawatan.html
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/08/proses-keperawatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar