Cari Blog Ini

Minggu, 14 Oktober 2012

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK LANSIA


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK LANSIA

A.  Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok
Kelompok merupakan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain saling ketergantungan dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Sundeen, 1998)
Aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi atau hubungan satu dengan yang lain saling terkait dan dapat bersama-sama mengikuti norma yang sama.
Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan kelompok klien dengan maksud memberi therapy bagi anggotanya. Dimana berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon social. Therapy Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi sejumlah klien dalam membina hubungan sosial yang bertujuan untuk menolong klien dalam berhubungan dengan orang lain seperti kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang diri sendiri pada kelompok, menyapa teman dalam kelompok. Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.
B.  Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
·      Mengembangkan stimulasi persepsi
·      Mengembangkan stimulasi sensoris
·      Mengembangkan orientasi realitas
·      Mengembangkan sosialisasi
C.  Prinsip-prinsip memilih peserta terapi aktivitas kelompok
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah homogenitas, yang dijabarkan antara lain:
·      Gejala sama
Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus untuk pasien halusinasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas kelompok memiliki tujuan spesifik bagi anggotanya, bisa untuk sosialisasi, kerjasama ataupun mengungkapkan isi halusinasi. Setiap tujuan spesifik tersebut akan dapat dicapai bila pasien memiliki masalah atau gejala yang sama, sehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi dalam proses terapi.
·      Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil kategorisasi. Pasien yang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas kelompok adalah pasien akut skor rendah sampai pasien tahap promotion. Bila dalam satu terapi pasien memiliki skor yang hampir sama maka tujuan terapi akan lebih mudah tercapai.
·      Jenis kelamin sama
Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien dengan gejala sama, biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari pada perempuan. Maka lebih baik dibedakan.
·      Kelompok umur hampir sama
Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar pasien.
·      Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan terlalu ramai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun, terapi akan terasa sepi interaksi dan tujuanya sulit tercapai.
D.  Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok Bagi Lansia
·      Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain
·      Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta merubah perilaku yang destrkutif dan maladaptive
·      Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu sama lain unutk menemukan cara menyelesaikan masalah
E.  Jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok pada Lansia
1.      Stimulasi Sensori (Musik) Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang menggubahnya. Kualitas dari musik yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi dalam pengungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang dimiliki, yang mampu menuju pada ketidakberesan dalam kehidupan seseorang. Peran sertanya nampak dalam suatu pengalaman musikal, seperti menyanyi, dapat menghasilkan integrasi pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan roh.
ü  Musik memberikan pengalaman di dalam struktur
ü  Musik memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
ü  Musik merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana individu telah mengesampingkan kepentingannya demi kepentingan kelompok.
2.      Stimulasi Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini maka diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan : seperti baca majalah, menonton acara televisi ; stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang mal adaptif atau destruktif, misalnya kemarahan dan kebencian
3.      Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana ke depan. Aktifitas dapat berupa : orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4.      Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok, dan massa. Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
F.   Nilai Terapeutik Dari Terapi Aktivitas Kelompok
·      Pembinaan harapan
·      Universalitas
·      Altruism
·      Penyebaran informasi
·      Kelompok sebagai keluarga
·      Sosialisasi
·      Belajar berhubungan dengan pribadi lain
·      Kohesivitas
·      Katarsis dan Peniruan perilaku
G.  Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
·      Memperkenalkan diri
·      Tujuan kegiatan
·      Jenis kegiatan
·      Contoh kegiatan
·      Kontrak
·      Aturan main disepakati
·      Evaluasi
·      Reward jangan berlebihan
H.  Fokus Terapi Aktivitas Kelompok
·      Orientasi realitas
·      Sosialisasi
·      Stimulasi persepsi
·      Stimulasi sensori
·      Pengeluran energy
I.     Model Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
1.      Fokal konflik model
·      Mengatasi konflik yang tidak disadari
·      Terapis membantu kelompok memahami terapi
·      Digunakan bila ada perbedaan pendapat antar anggota kelompok
2.      Communication model
·      Mengembangkan komunikasi: verbal, non verbal, terbuka
·      Pesan yang disampaikan dipahami orang lain
3.      Model interpersonal
·      Terapis ekerja dengan individu dan kelompok
·      Anggota kelompok belajar dari interaksi antara anggota dan terapis
·      Melalui proses interaksi: tingkah laku dapat dikoreksi
4.      Model psikodrama
·      Aplikasi dari bermain peran dalam kehidupan
J.     Tahapan Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
1.      Fase pre-kelompok: membuat tujuan
2.      Fase awal:
·      Tahap orientasi: penentu sistem konflik social
·      Tahap konflik: penentu siapa yang menguasai komunikasi
·      Tahap kohesif: kebersamaan dalam pemecahan masalah
3.      Fase kerja:
·      Fase yang menyenangkan bagi anggota dan pimpinan
·      Kelompok menjadi stabil dan realistis
4.      Fase terminasi
·      Muncul cemas, regresi
·      Evaluasi dan feedback sangat penting
·      Follow up
Sumber :
http://dwaney.wordpress.com/2011/10/09/tak-lansia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar