KONSEP LANSIA (PROSES DAN MASALAH-MASALAH PADA LANSIA)
A.
Teori Proses
Menua
Menua (menjadi tua=aging), adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan
daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak kerusakan metabolik
dan struktural yang disebut sebagai “penyakit degeneratif” (seperti hipertensi,
aterosklerosis, diabetes melitus, dan kanker) yang akan menyebabkan kita
menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik seperti stroke,
infark miokard (penyakit jantuk iskemik), penyebaran kanker, dsb.
B.
Konsep menua sehat
Gerontologi (ilmu faal pada manusia lanjut usia) menunjukkan
bahwa dengan bertambahnya umur seseorang atau lebih dari 30 tahun fungsi
refleks pengatur homeostatis organ dan seluruh organisme, seperti sistem
kardiorespirasi, sistem perototan, dan pengaturan kadar gula darah, melemah dan
menjadi kurang tepat. Berat
ringannya gejala tersebut ditentukan oleh berbagai faktor yaitu:
1.
Faktor gizi, baik yang dialami
ketika masa pertumbuhan atau masa tua
2.
Faktor lingkungan, baik dalam arti
faktor lingkungan fisik, keluarga, pekerjaan, pergaulan yang dapat menekan
pikiran dan mengakibatkan stres. Stres jangka lama akan berakibat pada proses
menua seseorang. Lingkungan fisik yang kurang bersih akan mempengaruhi kesehatan
juga.
3.
Faktor gen yang ada dalam tubuh
seseorang.
Tujuan
hidup manusia ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (healthy aging). Healthy
aging dipengaruhi oleh 2 faktor:
1.
Faktor
endogen (dari dalam tubuh)
Dimulai
dengan penuaan sel, penuaan jaringan, dan penuaan anatomi tubuh ke arah penuaan
organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus berputar.
2.
Faktor
eksogenik (luar tubuh)
Dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment),
dimana seseorang hidup dan faktor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya
hidup (life-style). Faktor-faktor eksogen sekarang lebih dikenal sebagai
faktor resiko dari berbagai penyakit degeneratif.
C.
Masalah
Kesehatan Pada Lansia
1.
Penyakit
kardiovaskuler
Merupakan penyebab kematian terbesar pada usia 65 tahun ke
atas di seluruh dunia. Pada lansia penyakit ini merupakan salah satu penyakit
yang banyak ditemui, malah mungkin yang terbanyak diderita. Dengan adanya
peninggian prevalensi populasi usia lanjut maka akan terjadi pula peningkatan
prevalensi penyebab kardiovaskuler. Penyakit jantung pada usia lanjut
diantaranya:
ü Penyakit Jantung Koroner
Penyakit
jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan pada
pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang mensuplai makanan dan oksigen pada
jantung).
Gejalanya:
· Angina pektoris (nyeri dada), yang sifatnya subjektif seperti tertekan atau
merasa dadanya diperas-diperas, seperti ditusuk-ditusuk, bahkan ada yang merasa
seperti terbakar. Hal ini timbul pada saat seseorang melakukan aktivitas fisik
yang berlebihan, misalnya sedang berolahraga, marah besar, atau emosi lainnya.
Nyeri bisa juga menjalar ke bahu, leher, bahkan ada yang ke punggung atau bawah
mulut. Rasanya seperti pegal-pegal atau kesemutan. Perasaan tidak enak di dada
ini disertai dengan kepala terasa ringan seperti mau jatuh, berkeringat dingin,
mual atau muntah, dan sesak nafas. Kekhasan angina pektoris adalah begitu
kegiatan fisik atau emosi sudah berhenti/reda dengan sendirinya sakit itu
menghilang. Hal ini biasanya berlangsung hanya 2-3 menit atau kurang dari 15
menit.
· Infark miokard, terjadi serangan jantung yang lebih hebat. Berupa nyeri
dada yang lebih hebat disertai keringat dingin, mual, bisa terjadi penurunan
kesadaran (mau pingsan) hingga kematian.
2.
Penyakit
sistem endokrin (hormonal)
ü Diabetes melitus (kencing manis)
Dari berbagai penelitian disepakati adanya kenaikan gula
darah dengan usia, jadi toleransi glukosa menurun. Menurunnya toleransi glukosa
pada usia lanjut ini berhubungan dengan berkurangnya sensitivitas sel terhadap
insulin (resistensi insulin). Faktor risiko terjadinya diabetes yang perlu
diperbaiki diantaranya hipertensi, merokok, obesitas, pola makan.
ü Hormon seks pada usia lanjut
Apabila seorang wanita mendekati masa menopause, menstruasi
mulai tak teratur. Dari berbagai dampak menopause, yang diakibatkan oleh
penurunan hormon estrogen, mungkin osteoporosis paling penting, disamping
kelainan jantung dan pembuluh darah. Sering wanita juga merasa sakit saat
melakukan hubungan intim. Penggunaan hormon estrogen pengganti dapat mengurangi
keluhan yang timbul. Pada pria, memang ada penurunan libido dan kegiatan seks
yang berhubungan dengan penurunan hormon testosteron. Tetapi kapasitas
reproduksi dapat bertahan sampai usia uzur.
4. Rematik
Proses menua mempengaruhi juga sistem otot dan persendian,
dengan kemungkinan timbulnya penyakit rematik. Penyakit rematik yang sering
menyertai usia lanjut adalah osteoartritis. Kejadian penyakit ini meningkat
sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Rematik dapat mengakibatkan perubahan
otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak
dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami
atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya rematik ini sampai sekarang belum
sepenuhnya dapat dimengerti. Rematik bukan merupakan satu
penyakit , tapi merupakan suatu sindrom. Rematik dapat terungkap sebagai suatu
sindrom atau tanda. Ada tiga keluhan utama pada sistem otot dan sendi yaitu:
nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu:
pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak.
5. Ginjal dan hipertensi pada usia
lanjut.
Setelah umur 30 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan
ginjal dan pada usia 60 tahun kemampuan ginjal menurun menjadi tinggal 50% dari
kapasitas fungsinya pada usia 30 tahun. Ini disebabkan proses fisiologi berupa
berkurangnya jumlah nefron (sel-sel pada ginjal) dan tidak ada kemampuan
regenerasi.
ü Infeksi saluran kemih makin meningkat dengan makin
meningkatya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2%
sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka
prevalensi sebesar 20%.
ü Gagal ginjal pada usia lanjut dibagi dua, gagal ginjal akut
(mendadak) dan gagal ginjal kronik (lama) dengan berbagai sebab yang
mendahuluinya.
ü Hipertensi atau tekanan darah tinggi lumrah bagi pasien yang
sudah berusia lanjut. Pengendapan lemak pada dinding dalam pembuluh darah yang
menyebabkan terjadinya pengapuran, berkurangnya elastisitas pembuluh darah
menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan
proses degenerasi karena penuaan. Penurunan tekanan darah tinggi harus
dilakukan secara hati-hati. Lagipula penurunannya tidak boleh terlalu cepat.
Mengingat berbagai penyakit yang timbul pada usia lanjut, maka pengobatan hipertensi
bersifat pribadi. Artinya, tidak semua jenis obat penurun tekanan darah tinggi
dapat dipakai. Harus dicari obat yang cocok sesuai untuk masing-masing pribadi.
Hipertensi perlu mendapat pengawasan teratur agar dapat diatasi dengan baik.
Senantiasa menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga teratur, menjauhkan diri
dari makanan berlemak dan tinggi kalori seperti makanan bergula, membatasi
asupan garam. Dengan demikian diharapkan penyakit tekanan darah tingginya dapat
dikontrol, sehingga dapat menjalani hidup dengan lebih segar dan bugar.
6. Stroke
Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan
sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala
klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat
menimbulkan kematian karena gangguan peredaran darah otak. Di seluruh bagian
dunia, stroke merupakan penyakit yang terutama mengenai populasi usia lanjut.
Insidens pada usia 75-84 th sekitar 10 kali dari populasi 55-64 tahun. Di
Inggris dan Amerika stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyebab utama kecacatan. Dengan makin meningkatnya upaya
pencegahan terhadap penyakit hipertensi, diabetes melitus dan gangguan lemak,
insidens stroke di negara-negara maju makin menurun. Faktor resiko terjadinya
stroke diantaranya:
·
Usia
·
Hipertensi
·
Diabetes melitus
·
Hiperlipidemia
·
Berbagai kelainan jantung antara
lain gangguan irama, infark miokard akut atau kronis.
7.
Gejala
mudah lupa
Waspadalah jika anda sering lupa nama orang orang, benda,
tempat, kejadian, bahkan pada apa yang baru anda katakan. Bisa jadi itu
merupakan tanda awal demensia yang bisa berlanjut menjadi alzheimer. Demensia
atau pikun bukan penyakit, melainkan gejala yang ditandai dengan turunnya daya
ingat, fungsi kognitif, serta perubahan perilaku atau kepribadian. Pikun sering
dianggap normal pada orang lanjut usia seiring dengan proses menuanya otak.
Tetapi jika gejala itu menimpa orang setengah baya hingga menyebabkannya
tergantung pada orang lain, perlu dicurigai sesuatu telah terjadi pada otaknya.
8.
Proses penuaan kulit
Proses menua pada kulit dan wajah tidak sama pada setiap
orang. Ada yang mengalami lebih awal disebut premature aging, ada pula yang
mengalami lebih lambat disebut awet muda. Orang yang mempunyai kulit cenderung
kering akan mengalami proses penuaan kulit lebih awal. Ini adalah faktor
genetik dan tidak bisa dicegah. Selain itu manusia juga mempunyai jenis kulit
yang berbeda-beda karena dipengaruhi faktor ras. Masing-masing ras mempunyai
struktur kulit yang berbeda terutama struktur kulit yang berperan dalam sistem
pertahanan tubuh terhadap lingkungan. Orang berkulit putih lebih mudah terbakar
sinar matahari dibanding kulit berwarna. Wanita yang sedang menopause akan
mengalami penipisan kulit sehingga kulit menjadi kering. Proses tersebut
disebabkan menurunnya produksi hormon estrogen yang berfungsi mengatur
elastisitas kulit.
9.
Pengeroposan
tulang
Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan dan pembentukan
yang berjalan bersama-sama sehingga tulang dapat membentuk modelnya sesuai
dengan pertumbuhan badan (proses remodelling). Proses ini akan sangat cepat
pada usia remaja. Apabila hasil akhir perusakan lebih besar dari pembentukan
maka akan timbul osteoporosis. Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya
massa tulang sedemikian sehingga dengan trauma minimal tulang akan patah.
Penurunan massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan,
meningkatnya perusakan, atau kombinasi keduanya. Osteoporosis merupakan
kelainan pada kerangka tulang manusia usia lanjut. Ini terutama terjadi pada
wanita setelah haid berhenti (menopause). Tulang menjadi tipis, rapuh dan mudah
patah akibat kekurangan kalsium.
mbak boleh betukar pikiran g masalh keperawatan pada lansia solnya sy akn melakukan penelitian tentang itu
BalasHapusmaaf mba, ko sumber atau literaturnya ga ada yah
BalasHapus